oleh : Ahmad irsyadi
Boy panggilannya. Bagi Boy, untuk mendapatkan seorang wanita adalah hal yang mudah, karena Boy adalah pria
yang memiliki wajah tampan, berpostur tubuh yang tinggi dengan tingginya 180
cm, tatapan matanya yang tajam yang membuat wanita lupa diri. Boy juga seorang yang stylish, kaya raya, dia juga selalu memakai aksesoris branded seperti jam tangan, atau topi sehingga terlihat trendi dibanding teman lainnya. Tubuhnya
yang juga seperti atlet yang berotot dan sickpack namun dia memanfaatkan
kelebihannya itu untuk berhura-hura, bermain dengan wanita-wanita. Hari-hari Boy biasanya diisi dengan hura-hura,
berfoya-foya, bermain dengan berbagai wanita. Berbagai wanita cantik telah ia
kencani, begitu gampangnya ia mendapatkan wanita. Bahkan wanitapun ingin
mengejarnya.
Pada suatu
hari, ketika Boy sedang berjalan- jalan,
dia melihat seorang wanita berhijab dan juga bercadar sehingga hanya matanya
saja yang terlihat. Wanita berhijab itu terlihat sedang berjalan juga. Boy pun menghampiri dan mencoba menggodanya, “Dek, mau kemana ?” Tanya Boy kepada wanita berhijab itu. Wanita berhijab itu tak menghiraukannya dan
terus berjalan. “Mau kemana dek”, sahut Boy lagi tapi hal yang sama tetap
terjadi tak ada respon atau balasan dari
wanita behijab itu.
Hari berikutnya, Boy melihat wanita berhijab itu lagi dan
melakukan hal yang sama, menggoda wanita berhijab itu. Tetapi hal yang
sama terjadi lagi wanita berhijab itu
tidak meresponnya. Dia penasaran kenapa
wanita berhijab itu tidak tertarik dengan dirinya. Dia berpikir dan berkata “kurang apa lagi saya, ya ? “ Boy
terlihat bingung .
Hari ketiga,
Boy terus berpikir tentang wanita berhijab itu,
Dia kesal, semua wanita yang dia temui terpikat dengan dirinya dan mau
diajak berkencan dengan dirinya kecuali wanita berhijab itu . “Arrgh, kenapa wanita berhijab itu tidak tertarik
denganku, apa salahku ? ” Boy berkata dengan
sangat marah dan kesal. Tak lama
kemudian wanita berhijab itu muncul
dihadapannya, berjalan menuju suatu tempat. “Kali ini tidak boleh gagal “ sahut Boy. Kemudian
Boy menghampirinya, “Dek” kata Boy, sambil berjalan menghampiri wanita berhijab itu tetapi tidak
ada jawaban dari wanita berhijab itu. Boy berkata lagi “ Dek .. Dek .. Dek ..”
sahut boy berulang –ulang. Tapi hal yang sama didapatnya tidak tanggapan dari
wanita berhijab itu. Boy terus menggoda
wanita berhijab itu, “ Mau kemana dek,
biar abang antar” katanya, tanpa kenal lelah terus menggodanya. "Pergi kencan
yuk dek, makan-makan, " kata Boy dengan suara dan iramanya yang menggoda.
Tak henti-hentinya boy menggoda dan mengajak wanita brhijab itu. Hingga akhirnya, Wanita berhijab itu menoleh
kepada Boy dan berkata “ Mengapa terus menggodaku?. Boy sontak spontan menjawab “ Aku menyukai matamu, sungguh ." Haura terkaget menumpahkan minuman di tangannya ke baju Boy. "Duh, maaf, bajumu kotor dan basah. Bagaimana kalau kau memakai baju saudaraku, kita ambil baju di rumahku " ucap Haura pada Boy. “ Boy yang terkena tumpahan minuman kopi lumayan panas dan lengket malah merasa senang sebab hal itu menjadi dia bisa mendekat dengan Haura. Kemudian
boy dan wanita berhijab itu berjalan bersama, sambil berjalan Boy
memperkenalkan dirinya “Namaku Boy” dan mengulurkan tangannya tetapi wanita berhijab itu tidak membalas uluran
tangan Boy dan hanya menjawab “Namaku Haura”.
Ternyata rumah Haura cukup dekat dengan tempat pertemuannya
dengan Boy. Tak lama kemudian, Haura dan Boy telah sampai di rumah Haura. Pikiran Boy dipenuhi dengan pikiran kotor, ingin menyentuh menggerayangi tubuh Haura, wanita berhijab yang manis itu. “ Silahkan masuk” ujar Haura.
"Iya, dengan senang hati “ jawab Boy. Haura tinggal bersama pembantunya dirumah
itu. Kemudian Boy duduk di kursi ruang tamunya Haura. Boy kagum dengan rumah Haura yang sangat bersih dan cukup bagus. Terlihat
banyak kaligrafi di dinding rumah Haura dan berbagai buku islami di lemarinya
serta tak ketinggalan buku- buku ilmu pengetahuan lainnya. Boy merasa
nyaman di rumah itu. “Sebentar ya, Aku ambilkan bajunya dulu “ kata Haura. Boy menjawab dengan anggukan kepala. Tetiba Azan pertanda sholat berkumandang dari masjid terdekat rumah Haura. Haura bergegas mengambil wudhu dan melakukan Sholat sebelum mengambilkan baju untuk Boy.
Di ruang tamu pembantunya Haura menghampiri boy, membawakan hidangan untuk tamu, “ Silahkan“
kata pembantunya Haura. “Iya makasi Bu” jawab Boy. Tak lupa
pembantunya Haura juga memberikan sebuah barang yang ditutupi seperti
bingkisan. “ Ini ada titipan buat kamu
dari Annisa” kata pembantu itu. Boy menerima bingkisan itu. Sudah agak lama
Boy menunggu, Haura belum muncul juga . kemudian Boy membuka barang seperti
bingkisan itu . Ternyata sebuah baju yang tadi akan dijanjikan diambilkan Haura sebagai baju ganti Boy. Namun, ada kotak bingkisan kecil lagi di samping baju itu. Boy tersenyum, merasa Haura juga mulai tertarik dengannya memberikan perhatian manis sebagai bentuk ungkapan rasa padanya. Tapi, alangkah terkejutnya Boy ternyata isi dari bingkisan tersebut
adalah dua bola mata sungguhan. Bola mata Haura, Mata yang Boy pandangi yang membuat terkagum dan berhasrat pada Haura, wanita berjilbab itu. Boy histeris, “ Hauraaa , dimana Haura Bu “ ucap Boy
dengan suara lantang namun gemetar tidak jelas lagi. Boy langsung pergi kebelakang mencari Haura. Dia mencari di seluruh tempat di rumah Haura. Ternyata Haura telah
meninggal, beberapa saat setelah ia
memberikan matanya kepada Boy. Ajalnya telah tiba, Boy tak henti-hentinya
menangis, menyesali semuanya. Boy pun
ikut menyolatkan jenazah Hauraa.
Setelah kejadian
tersebut, Boy sadar dan bertobat dari sikapnya yang selalu memain-mainkan
wanita, sikapnya yang berhura-hura. Akhirnya
Boy menjadi pemuda yang rajin beribadah,
rajin ke masjid, menjadi pemuda masjid yang selalu merindukan dan
menunggu waktu sholat wajib, menjadi orang yang suka mendengarkan ceramah atau
pengajian agama. Menyibukkan hari-harinya dalam kebaikan dan menjauhi segala
larangan agama. Dia berharap bisa
bertemu dengan Haura di surga kelak.
Komentar
Posting Komentar